PRINSIP DASAR ETOS KERJA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN; STUDI KOMPARATIF ANTARA TAFSIR FI ZHILALIL QURAN DAN TAFSIR AL-MISHBAH


Abstract


ABSTRAK

Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan utama, yakni: (1) Mengetahui dan memahami etos kerja Islam menurut tafsir Fi Zhilalil Quran dan tafsir Al-Misbah. (2) Mengetahui perbedaan dan persamaan penafsiran dari kedua kitab tafsir Fi Zhilalil Quran dan tafsir Al-Misbah terkait ayat-ayat tentang etos kerja.

Manusia adalah makhluk pekerja. Dengan bekerja manusia akan mampu memenuhi segala kebutuhannya agar tetap bertahan hidup. Muslim dengan etos kerjanya meyakini bahwa bekerja itu bukan saja untuk meningkatkan derajat dirinya, tetapi suatu perwujudan dari amal saleh. Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berupaya porsi hidupnya untuk kepentingan dunia dan akhirat. Seorang muslim yang bekerja karena ibadah kepada Allah akan sungguh-sungguh bekerja sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh-Nya. Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan yang telah diterangkan dalam Al-Quran dan Sunnah.

Al-Quran adalah pedoman hidup umat manusia guna menjuju keselamatan dan kebahagiaan yang abadi. Al-Quran banyak mengandung petunjuk hidup bagi umat Islam, untuk mengarungi kehidupan. Salah satu prinsip hidup yang dikandung Al-Quran adalah terkait prinsip etos kerja dan beramal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan tafsir komparatif (muqarin). Sumber primernya adalah tafsir Fi Zhilalil Quran karya Sayyid Qutb dan tafsir Al-Mishbah karya Quraish Shihab. Adapun sumber data sekunder adalah tulisan-tulisan yang berhubungan dengan materi yang dikaji dalam bentuk buku, jurnal ilmiah dan sumber lain yang berupa yang terkait dan relevan dengan tema penelitian. Teknik pengumpulan data adalah dengan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode komparatif dengan membandingkan penafsiran tafsir Fi Zhilalil Quran dengan tafsir Al-Mishbah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan penafsiran antara Sayyid Qutb dan Quraish Shihab. Sayyid Qutbh lebih bersifat pergerakan untuk kebangkitan umat (manhaji/ haraky) sedangkan gaya penafsiran Quraish Shihab lebih merujuk pada ijtihad, akal dan kaidah bahasa Arab (rayu) serta bersifat dapat diterima oleh masyarakat umum. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh latar belakang penulis tafsir dan kondisi sosial, ekonomi dan politik ketika tafsir tersebut di tulis. Penafsiran juga dipengaruhi oleh tujuan dan maksud dari penulisan tafsir.


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.58791/drs.v19i2.19

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Index By

 

 

 

Contact Us :

Jurnal Darussalam : Jurnal Ilmiah Islam dan Sosial

Address: Kantor Rektorat Institut Agama Islam Darussalam

Jl. Tanjung Rema, Martapura

Kabupaten: Banjar

Provinsi: Kalimantan Selatan

CP : Muhammad Zulkifli

Telephone: 0812-3587-1313