TRADISI MAANTAR JUJURAN DALAM PERKAWINAN ADAT BANJAR (PERSPEKTIF HUKUM ISLAM)

Muhammad Sauqi, Muhammad Syafiq

Abstract


Abstrack
This article is motivated by the tradition of honest maantar which is held in a separate ceremony, namely before the wedding day ceremony. Usually, the group of mothers from the bridegroom's side flock together to deliver the honesty and advice to the bride's family. This tradition is something interesting to study further, considering that the tradition is not part of Islamic law. The method used in this article is library research using literature studies related to the concept of dowry tradition in marriage and combined with Islamic law. The results found in this article are, first, the implementation of Maantar Honestan is a unity in the traditional marriage procession of Banjar South Kalimantan, where the tradition is one of the benchmarks for the sustainability of marriage plans. This tradition has been ingrained practiced by the indigenous people of Banjar for generations starting from the heritage of the ancestors and valid until now. Second, Islamic Law allows it because it is a well-regarded custom and does not contradict the nash of the Quran or hadith, the tradition of Maantar Honestan is in accordance with the principles of Islamic marriage law, because it does notcontradict nash. However, there are some practices in the Maantar Honestan tradition that are considered not in accordance with Islamic law, namely, the amount of dowry (honest) demanded is too high so that it burdens men to give honesty and can lead to the cancellation of the marriage plan. Honest money is used for weddings on a large scale without the permission of the woman to be married because the money is actually the right of the woman to be married


Abstrak
Artikel ini dilatarbelakangi adanya tradisi maantar jujuran yang diadakan dalam suatu upacara tersendiri yaitu sebelum upacara hari perkawinan. Biasanya rombongan kaum ibu dari pihak calon mempelai pria beramai-ramai untuk mengantarkan jujuran dan petalian itu kepada pihak keluarga mempelai wanita. Tradisi ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, mengingat tradisi tersebut bukan merupakan bagian dari syariat islam. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah library research menggunakan kajian Pustaka yang berhubungan sengan konsep tradisi mahar dalam perkawinan serta dikombinasikan dengan hukum Islam. Hasil yang ditemukan dalam artikel ini yaitu, pertama, Pelaksanaan Maantar Jujuran adalah satu kesatuan dalam prosesi perkawinan adat Banjar Kalimantan Selatan, dimana tradisi tersebut adalah sebagai salah satu tolak ukur keberlanjutan rencana pernikahan. Tradisi ini telah mendarah daging dipraktikkan oleh masyarakat adat Banjar secara turun temurun mulai dari warisan nenek moyang dan berlaku sampai sekarang. Kedua, Hukum Islam memperbolehkannya karena merupakan adat yang dianggap baik serta tidak bertentangan dengan nash Al-Quran maupun hadis, tradisi Maantar Jujuran sesuai dengan asas hukum perkawinan Islam, karena tidak bertentangan dengan nash. Namun terdapat beberapa praktek dalam tradisi Maantar Jujuran yang dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam, yakni, jumlah mahar (jujuran) yang diminta terlalu tinggi sehingga memberatkan laki-laki untuk memberikan jujuran dan dapat menyebabkan batalnya rencana pernikahan tersebut. Uang jujuran dipergunakan untuk pesta perkawinan secara besar- besaran tanpa seizin dari wanita yang akan dinikahi tersebut karena sejatinya uang tersebut adalah hak wanita yang akan dinikahi.

Full Text:

PDF

References


Aabiq Sayyid. Fiqih Al-Sunnah, Juz II. Beirut: Dar> al-Fikr, 2006

Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Akademika Pressindo, 1992

Abi Bakar, Shamsu al-Din Abdillah Muhammad ibnu ‘Ilam al-Muwaqi’in Juz III. Beirut: Dar> al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1996.

Abidin, Slamet dan Aminuddin. Fiqih Munakahat, Jilid 1. Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Ad-Dimyati Al-Sayyid Abu Bakr Syatha, I’anah At-Thalibin Juz III. Cairo: Mustafa Muhammad, t.t.

Adhim, Mohammad Fauzil. Kupinang Engkau dengan Hamdalah. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006

Al-Baihaqi Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain bin Ali Al- Sunan Al-Kubra li Al-Baihaqi Juz 7, Cet. 1. Makkah Al-Mukarramah: Maktabah Dar Al-Baz t.t.

Al-Daruqutni, Ali bin Umar. Sunan Al-Daruqutni, Juz. 2. Beirut: Dar Al-Fikr, t.t

Alfani, Daud. Islam Dan Masyarakat Banjar: Deskripsi Dan Analisa Kebudayaan Banjar, Ed. 1, Cet. 1. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997

Al-Haitami, Ibn Hajar. Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra, Juz.IV. Mesir: Al- Maktabah Al-Islamiyah, t.t.

Al-Imam Al-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Ismail, Sahih al-Bukhari. Amman: Bait Al-Dauliyyah, t.t.

Al-Jaziri Abdurrahman. Kitab al-Fiqh ‘ala Mazahib al-Arba’ah, Juz IV. Beirut: Dar al-Fikr, 1972.

Al-Malibary Zainuddin Fath al-Mu’in bi Syarah Qurrah al-‘Ain, Juz III. Beirut: Dar al-Fikr, 2002

Al-Shafi’i, Abu Abdillah Muhammad bin Idris. Al-Umm, Juz 5. Beirut: Dar Al-Fikr, t.t.

Amini, Ibrahim. Principles of Marriage Family Ethics, terj. Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Al-Bayan, 1999.

Anas, Malik bin. Al-muwattha Beirut: Dar Al-Fikr, t.t. Andiko,Toha. Ilmu Qawa’id Fiqhiyyah. Yogyakarta: Teras, 2011.

Ash-Shiddieqiy, Hasbi. Falsafah Hukum Islam, Cet. V. Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Azwar, Welhendri. Matrilokal dan Status Perempuan dalam Tradisi Bajapuik. Yogyakarta: Galang Press, 2001.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqh Munakahat, terj. Abdul Majid Khon. Jakarta: Amzah, 2009.

Bagir, Muhammad. Fiqh Praktis II. Bandung: Karisma, 2008.

Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press, 2004. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, edisi kedua, 1995

Dimyati, Mursimah. Perkawinan Adat Banjar Dan Tata Rias Pengantin Banjar Dari Masa Ke Masa. Banjarbaru, PT. Grafika Wangi Kalimantan, t.t.

Djazuli, A. Kaidah-kaidah Fikih: Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis. Jakarta: Kecan, 2011.

Faisol, Sanapiah. Format-format Penelitian. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, 1995

Ghozali, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat, Cet. 4. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010

Hadijah, Siti. Tempat Tidur Pengantin Banjar. Banjarbaru: Museum Lambung Mangkurat, 2013.

Hamidy, Mu'amal. Perkawinan dan Persoalannya: Bagaimana Pemecahannya Dalam Islam, Ed. Revisi. Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005

Hanbal, Ahmad bin. Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Juz. 6. Beirut: Dar Al- Kutub Al-Ilmiyyah, t.t.

Hawwas, Abdul Wahab Al-Sayyid. Kunikahi Engkau Secara Islami. Bandung: Pustaka Setia, 2007

Hoeve, Van. Ensiklopedia Hukum Islam 3. Jakarta: PT. Ichtiar Baru, 2003. Kartasapoetra, Rien G. Pengantar Ilmu Hukum Lengkap, Cet. I. Jakarta Bina Aksara, 1988.

Miles, Matthew B. dan A. Michel Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press, 1992.

Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqih Lima Mazhab, Cet. 27. Jakarta: Penerbit Lentera, 2011.

Muhktar, Kamal. Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan. Jakarta: Bulan Bintang, 1994.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997

Mutahhari, Morteza. Wanita dan Hak-Haknya dalam Islam, terj. M. Hashem. Bandung: Pustaka, 1985.

Nasution, Syahrin. Fiqih Lengkap Perkawinan. Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada, 1992

Rahardjo. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1999

Rushd, Ibn. Bidayah Al-Mujatahid, Juz 2. Surabaya: Al-Hidayah, t.t

Saleh, M. Idwar., Fudiat Surya Dikara, Alex A. Koroh, Sjarifuddin. Adat Istiadat Dan Upacara Perkawinan Daerah Kalimantan Selatan. Banjarmasin: DEPDIKBUD, 1991

Seman, Syamsiyar. Pengantin Adat Banjar Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Bina Budaya Banjar, 2003.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Mishbah: Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, Cet. 5. Jakarta: Lentera Hati, 2011.

Shomad, Abd. Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syari’ah dalam Hukum Indonesia. Jakarta: Kencana, 2010.

Soekanto, Soejono dan Soleman B. Taneko. Hukum Adat di Indonesia, Cet. V. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana, 2006.

Tihami, M. A. dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, Ed. 1, Cet. 2. Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Tim LTN PBNU. Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2010M). Surabaya: Khalista, 2011




DOI: http://dx.doi.org/10.58791/sydrs.v8i2.484

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Index By

 

 

Contact Us :

Syariah Darussalam : Jurnal Ilmiah Kesyariahan dan sosial masyarakat

Address: Jl. Tanjung Rema, Kantor Fakultas Syariah IAI Darussalam Martapura

Kabupaten: Banjar

Provinsi: Kalimantan Selatan

 

Email: jurnalsyariah@iaidarussalam.ac.id